Budidaya Daun Dewa

Membudidayakan tanaman Daun Dewa (Gynura Segetum) terbilang tidak sulit. Selain tak butuh lahan yang luas, perawatan tanaman ini juga sederhana. Tanaman ini menyukai tempat yang beriklim sedang sampai basah dengan curah hujan antara 1.500-3.500 mm/thn dan di tanah yang agak lembab serta subur. Suhu optimal untuk pertumbuhan Daun Dewa adalah 20-30 derajat Celcius.

Daun Dewa tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai ketinggian 1200 m dpl. Pada dataran tinggi, tanaman obat ini dapat mengeluarkan bunga berwarna orange, sedangkan yang tumbuh di dataran rendah jarang yang berbunga.

Arif Prabowo, pembudidaya daun dewa asal Sleman, Yogyakarta mengatakan, Daun Dewa bisa ditanam dengan sistem tumpang sari. Karena itu, di lahan budidayanya seluas 100 meter persegi (m²) di Sleman, ia menanam daun dewa secara tumpang sari dengan tanaman cabai.

Yang penting, pembudidaya harus rajin melakukan perawatan daun dewa. Tanaman ini mudah terserang hama. Selain itu, adanya gulma bisa mengakibatkan pertumbuhan daun dewa tidak maksimal. Munculnya gulma disebabkan proses penyiangan lahan tidak benar, sehingga memacu pertumbuhan tanaman liar.

PENYIAPAN LAHAN

Lahan penanaman dibuat bedengan dengan lebar 2 meter dan panjang disesuaikan dengan lahan. Pada bedengan tersebut dibuat lubang tanam dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm, dengan jarak antar lubang 50 cm x 75 cm.

Intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan Daun Dewa sebesar 75%, sehingga diperlukan naungan agar tanaman Daun Dewa tidak terkena sinar matahari langsung. Jika terkena matahari langsung, tanaman ini akan tumbuh tidak sempurna.

Naungan dapat berupa paranet atau bahan lain yang dapat menghalangi teriknya sinar matahari.

PEMBIBITAN

Perbanyakan tanaman Daun Dewa adalah dengan stek batang dan umbi. Perbanyakan dengan umbi menghasilkan perakaran yang lebih banyak, batang yang lebih kokoh, pertumbuhan yang lebih cepat dan memiliki daun yang lebih lebar.  

Untuk stek batang dibuat dengan panjang antara 15-20 cm dan bagian bawah dipotong miring agar untuk memperluas daerah pertumbuhan akar. Stek di tanam di media persemaian di polybag dengan cara membenamkan sepertiga bagian stek ke media tanam.

Sebelum ditanam, bersihkan stek dari daun dan sisakan sedikit daun yang berada di ujung atas stek. Stek tanpa daun juga dapat tumbuh, sekalipun tidak secepat jika ada daunnya.

Media tanam dibuat dari campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 70:30 sampai 50:50. Jika ada arang sekam, campuran dibuat dengan formula 1:1:1 antara tanah, pupuk kandang dan arang sekam. Jika campuran terlalu asam, tambahkan sedikit kapur pertanian atau dolomit ke dalam media tanam.

Polybag yang digunakan berukuran  6 cm x 15 cm yang diberi lubang kecil sebanyak 8 lubang di bagian tepi dengan tujuan memperlancar sirkulasi air agar tidak menggenang saat dilakukan penyiraman.

Lama persemaian sekitar 3 bulan. Lakukan penyiraman setiap hari untuk menjaga kelembaban media tanam.

Perbanyakan dengan umbi dilakukan dengan pemotongan umbi Daun Dewa menjadi beberapa bagian. Umbi yang digunakan adalah umbi yang berasal dari tanaman yang sudah cukup tua, dimana umbinya memiliki banyak mata tunas. Satu mata tunas akan tumbuh satu batang. Jadi pemotongan umbi hendaknya mengikuti keberadaan mata tunas ini.

Penanaman umbi dapat dilakukan sebagaimana penanaman stek batang.  

PENANAMAN

Bibit yang sudah berakar dan berdaun, yaitu setelah berumur kira-kira 3 bulan, ditanam di lubang-lubang tanam yang sudah disiapkan sebelumnya.

Beri naungan di atas tanaman agar terlindungi dari teriknya sinar matahari. Naungan jangan terlalu tinggi yang akan menyebabkan timbulnya embun tepung yang menutupi permukaan daun.   

PEMUPUKAN

Sebagai pupuk dasar, gunakan TSP, KCL, dan Urea. Masing-masing jenis pupuk tersebut diberikan sekitar 5 gr pada setiap tanaman. Pupuk diberikan 3-7 hari sebelum penanaman dengan cara diaduk dengan tanah di dalam lubang tanam.

Pemupukan selanjutnya dapat digunakan pupuk daun apabila tanaman tampak kekurangan unsur hara, yaitu bila tanaman tampak kurus dan daun berwarna kekuningan. Dosis dan waktu pemberian pupuk daun dilakukan sesuai dengan rekomendasi dari jenis pupuk yang digunakan.

PEMELIHARAAN TANAMAN

Air memegang peranan penting terhadap penampilan helai daun. Tanaman yang kekurangan air, daunnya kecil-kecil dan tebal. Sedangkan tanaman yang cukup mendapat air hela daunnya lebar dan panjang. Untuk itu penyiraman dalam jumlah yang cukup harus dilakukan secara rutin.

Penyiangan harus dilakukan secara rutin dengan mencabut rumput dan gulma lainnya secara manual. Pada saat melakukan penyiangan, sebaiknya dilakukan pembubunan.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

Hama utama yang menyerang Daun Dewa adalah ulat jengkal (nyctemera coleta) dan kumbang (psylliodes sp). Ulat jengkal memakan daun sampai habis dan hanya menyisakan tulang daun. Sementara itu serangan kumbang mengakibatkan daun menjadi berlubang-lubang.

Untuk menangani serangan hama tersebuy, dilakukan pemangkasan pada daun-daun yang rusak, berlubang-lubang, dan daun yang menyentuh tanah.

Apabila terjadi ledakan hama, maka perlu digunakan insektisida sintesis seperti dikhlorvos atau fentrotion dengan dosis 1 ml atau 1 gr per-liter. Waktu penyemprotan diperhitungkan dengan saat panen sebanyak 4-5 helai ke arah pucuk.

Ledakan hama dapat pula diatasi dengan pestisida nabati yang dibuat dari tanaman yang mengandung zat anti serangga seperti mimba (azadiracha indica a.juss), brotowali (tinospora crispa (L) Miers), dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut ditumbuk sampai halus dan kemudian diambil sarinya. Sari tersebut yang digunakan sebagai pestisida nabati.

PANEN

Panen pertama dapat dilakukan pada saat tanaman berumur 1-2 bulan setelah tanam. Cara panen dilakukan dengan jalan memetik atau memangkas daun sebanyak 4-5 helai ke arah pucuk.

Pada batang bekas pangkasan akan tumbuh tunas-tunas baru yang dapat dipanen kembali secara bertahap.

Panen umbi dilakukan pada tanaman yang telah berumur 4-5 bulan, setelah tanaman berbunga untuk yang kedua kali.

PASCA PANEN

Daun Dewa dapat digunakan dalam keadaan segar maupun kering. Untuk digunakan atau diperdagangkan dalam keadaan kering, maka Daun Dewa dikeringkan dengan menggunakan sinar matahari atau dengan alat pengering.

PRANALA