Membuat Media Tanam Organik dalam Polybag dan Pot

Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh media tanam. Media tanam yang baik akan membuat tanaman menjadi lebih subur: batang cepat besar dan perakaran tumbuh optimal. Pertumbuhan tanaman yang optimal akan lebih tahan terhadap hama dan pada akhirnya akan mempengaruhi hasil panen.

Berikut ini cara membuat media tanam organik untuk budidaya tanaman dalam polybag dan pot. Media tanam ini cocok untuk perbanyakan bibit, budidaya sayuran, dan budidaya tanaman obat yang pada umumnya memiliki batang lunak. Bahan-bahan yang digunakan merupakan bahan yang banyak tersedia di alam dan bisa dikerjakan sendiri.

SYARAT MEDIA TANAM YANG BAIK

Fungsi utama media tanam adalah menopang tanaman, memberikan nutrisi dan menyediakan tempat bagi akar tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Melalui media tanam lah tumbuh-tumbuhan mendapatkan sebagian besar nutrisinya. Untuk budidaya tanaman dalam wadah polybag atau pot, media tanam dibuat sebagai pengganti tanah. Oleh karena itu, media tanam harus bisa menggantikan fungsi tanah bagi tanaman.

Media tanam yang baik memiliki sifat-sifat fisik, kimia dan biologi yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Secara umum, media tanam yang baik memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

(1) Mampu menyediakan ruang tumbuh bagi akar tanaman, sekaligus juga sanggup menopang tanaman. Artinya, media tanam harus gembur sehingga akar tanaman bisa tumbuh baik dan sempurna, akan tetapi masih cukup solid memegang akar dan menopang batang agar tidak roboh. Apabila media terlalu gembur, pertumbuhan akar akan leluasa namun tanaman akan terlalu mudah tercerabut. Sebaliknya apabila terlalu padat, akar akan kesulitan untuk tumbuh.

(2) Memiliki porositas yang baik, artinya bisa menyimpan air sekaligus juga mempunyai drainase (kemampuan mengalirkan air) dan aerasi (kemampuan mengalirkan oksigen) yang baik. Media tanam harus bisa mempertahankan kelembaban tanah namun harus bisa membuang kelebihan air. Media tanam yang porous mempunyai rongga kosong antar materialnya. Media tersebut tersebut bisa ditembus air, sehingga air tidak tergenang dalam pot atau polybag. Namun disisi lain ronga-rongga tersebut harus bisa menyerap air (higroskopis) untuk disimpan sebagai cadangan dan mempertahankan kelembaban.

(3) Menyediakan unsur hara yang cukup baik makro maupun mikro. Unsur hara sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Unsur hara ini bisa disediakan dari pupuk atau aktivitas mikroorganisme yang terdapat dalam media tanam.

(4) Tidak mengandung bibit penyakit, media tanam harus bersih dari hama dan penyakit. Hama dan penyakit yang terkandung dalam media tanam dapat menyerang tanaman dan menyebabkan kematian pada tanaman. Media tanam tidak harus steril karena banyak mikrooganisme tanah yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi tanaman, namun harus higienis dari bibit penyakit.

BAHAN-BAHAN MEDIA TANAM

Ada banyak ragam material yang bisa dimanfaatkan untuk membuat media tanam mulai dari yang alami hingga yang sintetis. Namun dalam kesempatan kali ini kami hanya akan membatasi pada beberapa bahan organik yang banyak tersedia di alam, murah dan gampang pembuatannya.

a. Tanah (Bahan Utama)

Tanah yang baik untuk media tanam adalah tanah berhumus yang cirinya adalah gembur, berwarna hitam atau coklat tua, komposisi antara lempung dan pasir seimbang. Tanah berhumus  merupakan hasil pelapukan dari berbagai dedaunan. Cara mendapatkan tanah ini biasanya terdapat di hutan atau kebun yang tidak terlalu sering dikunjungi oleh orang.

Kalau tidak ada, ambillah tanah yang dekat dengan lokasi anda. Ambil lapisan bagian atas (top soil) yang tidak tercemar oleh limbah berbahaya.

Secara umum terdapat dua tipe tanah yaitu yang harus diperhatikan yakni tanah pasir dan tanah lempung. Tanah yang berpasir memiliki kemampuan drainase yang baik, cepat mengalirkan air namun kelemahannya tanah tersebut buruk dalam menyimpan air sebagai cadangan. Sedangkan tanah lempung lebih sulit ditembus oleh air sehingga akan membuat air tergenang dalam media tanam. Tanah yang baik untuk media tanaman tidak terlalu berpasir dan tidak terlalu lempung, melainkan gembur.

b. Pupuk Kandang/kompos

Penambahan bahan-bahan organik seperti pupuk kandang atau kompos pada media tanam akan memperbaiki struktur fisik tanah dan meningkatkan kapasitas tukar kation.

Kompos yang dipakai sebaiknya berupa kompos yang telah matang. Kompos yang belum matang berpotensi mendatangkan hama dan penyakit. Selain itu unsur haranya sulit diserap tanaman karena belum terurai secara penuh dan aktivitas bakteri pada kompos yang belum matang bisa menimbulkan panas yang akan membunuh tanaman.

Jika menggunakan pupuk kandang, pilihlah pupuk kandang yang sudah matang. Ciri pupuk kandang yang sudah matang adalah: tidak berbau, sudah kering, teksturnya sudah berbentuk granul seperti tanah. Penggunaan pupuk kandang yang belum matang beresiko membawa hama dan panyakit pada tanaman.

c. Arang Sekam atau Sabut Kelapa

Arang sekam merupakan hasil pembakaran tak sempurna dari sekam padi. Arang sekam berguna untuk meningkatkan kapasitas porositas tanah. Penambahan arang sekam pada media tanam akan memperbaiki struktur media tanam karena mempunyai partikel-partikel yang berpengaruh pada pergerakan air, udara dan menjaga kelembaban.

Manfaat arang sekam adalah bisa menetralisir keasaman tanah, menetralisir racun, meningkatkan daya ikat tanah terhadap air, merangsang pertumbuhan mikroba yang menguntungkan bagi tanaman, menjadikan tanah gembur sehingga memperbaiki drainase dan aerasi tanah. Arang sekam lebih baik dibanding sekam padi, karena arang sekam sudah mengalami pembakaran yang bisa menghilangkan bibit penyakit atau hama yang mungkin saja terikut.

Selain arang sekam, bisa juga digunakan sisa-sisa sabut kelapa (coco peat). Sabut kelapa mempunyai sifat seperti arang sekam. Media tanam sabut kelapa cocok digunakan di daerah yang kering dengan curah hujan rendah. Sabut diambil dari bagian kulit kelapa yang sudah tua.

d. Kapur Pertanian atau Dolomit

Penambahan Arang Sekam atau Sabut Kelapa sebenarnya sudah cukup memadai untuk mengurangi keasaman tanah. Akan tetapi jika dirasa perlu, kita bisa menambahkan sedikit Kapur Pertanian atau Dolomit ke media tanam agar tanah tidak terlalu asam.

Media tanam yang baik memiliki PH normal alias 7.0. Namun, data di lapangan menunjukkan bahwa dari keasaman lahan di tanah air tercatat hingga 70 persen total keseluruhan lahan pertanian. Untuk itu, petani perlu memperbaiki lahan ini agar mendapatkan hasil prima tanaman.

Alat untuk mengecek ph tanah namanya ph meter. Alat ini dapat dibeli secara online dari Tokopedia; harganya ± 150ribu.

CARA MEMBUAT MEDIA TANAM

Setelah anda menyiapkan bahan-bahan yang diuraikan di atas, maka saatnya untuk membuat media tanam. Berikut ini langkah-langkahnya:

(1) Siapkan tanah yang terlihat gembur dan subur. Jika perlu, ayak tanah tersebut hingga didapat butiran-butiran halus. Usahakan tanah dalam keadaan kering sehingga tidak menggumpal. Tanah yang menggumpal akan menyebabkan bahan-bahan tidak tercampur dengan merata.

(2) Siapkan Pupuk Kandang/kompos. Jika perlu, ayak bahan tersebut hingga didapat butiran-butiran halus.

(3) Siapkan Arang Sekam atau Sabut Kelapa

(4) Campurkan ketiga bahan ini dalam satu tempat hingga merata. Ukur PH-nya dengan menggunakan PH-Meter. Caranya adalah dengan mengambil segenggam media campuran, masukkan ke dalam gelas yang berisi air, lalu aduk sebentar dan masukkan PH-Meter. Jika campuran media terlalu asam, tambahkan sedikit kapur pertanian atau dolomit ke dalam campuran dan aduk kembali hingga merata.

Perbandingan media tanam adalah 2 bagian tanah, 1 bagian kompos dan 1 bagian arang sekam (2:1:1). Anda bisa juga menggunakan formula 1:1:1. Mana yang terbaik tergantung dari jenis tanaman dan ketersediaan sumber daya. Mengenai hasil, beberapa penelitian menunjukkan hal yang berbeda. Lebih baik mencobanya secara try and error (coba-coba).

(5) Masukkan ke dalam polybag atau pot dan media tanam siap untuk digunakan.