Budidaya Sambung Nyawa

Membudidayakan tanaman Sambung Nyawa (Gynura Procumbens) terbilang tidak sulit. Selain tak butuh lahan yang luas, perawatan tanaman ini juga sederhana. Sambung Nyawa dapat tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian 1250 m dpl dengan iklim sedang sampai basah dengan curah hujan antara 1.500-3.500 mm/tahun. Suhu optimal untuk pertumbuhan Sambung Nyawa adalah 20-30 derajat Celcius.

Sambung Nyawa dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah termasuk tanah vulkanik, tanah gambut dan tanah sedimentasi tua, asalkan cukup gembur. Tanaman ini baik ditanam pada musim peralihan antara hujan dan kemarau. Pengadaan bibit tanaman Sambung Nyawa bisa dilakukan dengan cara membeli bibit jadi maupun dengan pembibitan sendiri.

PENYIAPAN LAHAN

Lahan penanaman dibuat bedengan dengan lebar 2 meter dan panjang disesuaikan dengan lahan. Pada bedengan tersebut dibuat lubang tanam dengan ukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm, dengan jarak antar lubang 50 cm x 75 cm.

Intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan Sambung Nyawa sebesar 75%, sehingga diperlukan naungan agar tanaman Sambung Nyawa tidak terkena sinar matahari langsung. Jika terkena matahari langsung, tanaman ini akan tumbuh tidak sempurna.

Naungan dapat berupa paranet atau bahan lain yang dapat menghalangi teriknya sinar matahari.

PEMBIBITAN

Perbanyakan tanaman Sambung Nyawa adalah dengan stek batang atau stek pucuk. Stek dibuat dengan panjang antara 7-15 cm dan bagian bawah dipotong miring agar untuk memperluas daerah pertumbuhan akar. Stek di tanam di media persemaian di polybag dengan cara membenamkan sepertiga bagian stek ke media tanam.

Sebelum ditanam, bersihkan stek dari daun dan sisakan sedikit daun yang berada di ujung atas stek. Stek tanpa daun juga dapat tumbuh, sekalipun tidak secepat jika ada daunnya.

Media tanam dibuat dari campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 70:30 sampai 50:50. Jika ada arang sekam, campuran dibuat dengan formula 1:1:1 antara tanah, pupuk kandang dan arang sekam. Jika campuran terlalu asam, tambahkan sedikit kapur pertanian atau dolomit ke dalam media tanam.

Polybag yang digunakan berukuran  6 cm x 15 cm yang diberi lubang kecil sebanyak 8 lubang di bagian tepi dengan tujuan memperlancar sirkulasi air agar tidak menggenang saat dilakukan penyiraman.

Pada saat awal penanaman, Sambung Nyawa tidak boleh terlalu banyak terkena sinar matahari sampai satu bulan pertama. Penyiraman dapat dilakukan sekali sehari dengan melihat kondisi media, bila tanah kering sebaiknya disiram, bila tanah basah penyiraman tidak perlu dilakukan. Tiga minggu kemudian setelah daun tumbuh 4 – 6 helai, tanaman sudah bisa dipindahkan ke lahan terbuka.

PENANAMAN

Bibit yang sudah berakar dan berdaun, yaitu setelah berumur kira-kira 3 minggu, ditanam di lubang-lubang tanam yang sudah disiapkan sebelumnya. Beri naungan di atas tanaman agar terlindungi dari teriknya sinar matahari.

PEMUPUKAN

Sebagai pupuk dasar, gunakan TSP, KCL, dan Urea. Masing-masing jenis pupuk tersebut diberikan sekitar 5 gr pada setiap tanaman. Pupuk diberikan 3-7 hari sebelum penanaman dengan cara diaduk dengan tanah di dalam lubang tanam.

Pemupukan selanjutnya dapat digunakan pupuk daun apabila tanaman tampak kekurangan unsur hara, yaitu bila tanaman tampak kurus dan daun berwarna kekuningan. Dosis dan waktu pemberian pupuk daun dilakukan sesuai dengan rekomendasi dari jenis pupuk yang digunakan.

PEMELIHARAAN TANAMAN

Air memegang peranan penting terhadap penampilan helai daun. Tanaman yang kekurangan air, daunnya kecil-kecil dan tebal. Sedangkan tanaman yang cukup mendapat air hela daunnya lebar dan panjang. Untuk itu penyiraman dalam jumlah yang cukup harus dilakukan secara rutin.

Penyiangan harus dilakukan secara rutin dengan mencabut rumput dan gulma lainnya secara manual. Pada saat melakukan penyiangan, sebaiknya dilakukan pembubunan.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

Hama utama yang menyerang Sambung Nyawa adalah ulat jengkal (nyctemera coleta). Ulat jengkal memakan daun sampai habis dan hanya menyisakan tulang daun. Untuk menangani serangan hama tersebut, dilakukan pemangkasan pada daun-daun yang rusak, berlubang-lubang, dan daun yang menyentuh tanah.

Apabila terjadi ledakan hama, maka perlu digunakan insektisida sintesis seperti dikhlorvos atau fentrotion dengan dosis 1 ml atau 1 gr per-liter. Waktu penyemprotan diperhitungkan dengan saat panen sebanyak 4-5 helai ke arah pucuk.

Ledakan hama dapat pula diatasi dengan pestisida nabati yang dibuat dari tanaman yang mengandung zat anti serangga seperti mimba (azadiracha indica a.juss), brotowali (tinospora crispa (L) Miers), dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut ditumbuk sampai halus dan kemudian diambil sarinya. Sari tersebut yang digunakan sebagai pestisida nabati.

PANEN

Panen daun Sambung Nyawa dilakukan ketika tanaman Sambung Nyawa telah menghasilkan 10 daun. Daun Sambung Nyawa yang diambil adalah daun yang sudah tua tetapi belum menguning.

PASCA PANEN

Sambung Nyawa dapat digunakan dalam keadaan segar maupun kering. Untuk digunakan atau diperdagangkan dalam keadaan kering, maka Sambung Nyawa dikeringkan dengan menggunakan sinar matahari atau dengan alat pengering.

PRANALA